sarana prasarana

REG B

PENGEMBANGAN DESA SIAGA UNTUK MENANGGULANGI MASALAH KESEHATAN

 

 

Disusun oleh :

Arif afandi         107161410201

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN

PENDIDIKAN JASMANI,KESEHATAN DAN REKREASI

2008

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Siaga adalah desa yang mempunyai struktur pelayan yang berjenjang mulai dari Posyandu,PKD(Poliklinik Kesehatan Desa),Puskesmas dan Rumah Sakit Kabupaten,selain itu untuk mencapai desa siaga harus ada juga sarana olahraga.Hal ini ditujukan untuk menjaga kondisi kesehatan desa itu sendiri.

Pembentukan Desa Siaga untuk menciptakan efisiensi pelayanan kesehatan untuk masayarakat sehingga masyarakat dapat merasakan pelayanan yang selayaknya terutama untuk masyarakat pedesaan.Menyadari keterbatasan pemerintah baik dari segi upaya maupun sumberdaya, dipandang perlu untuk menumbuhkan sikap kepedulian dan gotong royong masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah melalui Desa Siaga..

 

2.1 Rumusan Masalah

2.1.1 Menjelaskan arti kesehatan bagi masyarakat

2.1.2 Menjelaskan sarana dan prasarana kesehatan dan              olahraga untuk  Masyarakat

2.1.3 Menjelaskan pentingnya Pos Pelayanan Terpadu

 

3.1 Tujuan

3.1.1 Mengetahui arti kesehatan bagi masyarakat

3.1.2 Mengetahui tentang sarana dan prasarana kesehatan dan olahraga bagi masyarakat

3.1.3 Mengetahui pentingnya POSYANDU

BAB 2

PEMBAHASAN

Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemandirian serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan secara mandiri. Sebuah desa dikatakan  menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa/PKD/Poskesdes,sarana olahraga.yang memadai untuk jumlah penduduknya.PKD (Polkesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. UKBM yang sudah dikenal luas oleh masyarakat yaitu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Warung Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga dan dan sarana olahraga seperti lapangan bola voli,sepak bola maupun bola basket,selain itu disetiap RW juga dapat diberikan perangkat tenis meja atau olahraga lain.

Pembentukan Desa Siaga berfungsi sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan, sebagai media komunikasi kesehatan, sebagai media komunikasi kesehatan, dan sebagai bentuk pembinaan tenaga kesehatan di desa.sedangkan untuk tujuannya adalah memacu terwujudnya desa siaga sebagai prasyarat Desa sehat, Kecamatan Sehat, Kabupaten / Kota Sehat, Propinsi Sehat dan Indonesia Sehat.

Inti dari fasilitasi Desa Siaga adalah Pemberdayaan. Karena itu, langkah pembinaan Desa Siaga dilakukan dengan menggerakkan segenap komponen yang ada dalam masyarakat agar secara mandiri dan berkesinambungan , mencegah dan mengatasi masalah kesehatan di desanya. Gerakan masyarakat dibangun melalui serangkaian proses pembelajaran agar masyarakat mampu mengenali maslah kesehatannya dan mengenali potensi yang dimiliki guna mengatasinya.Unsur-unsur dalam masyarakat yang terlibat dalam pembentukan Desa Siaga antara lain :

1. Fasilitator Desa (Bidan di Desa)
2. Penanggungjawab kegiatan
3. Tenaga / Kader Siaga
4. Keluarga Siaga
5. Warga Siaga

Unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang bekerja dalam tim untuk mewujudkan dan memelihara kesinambungan Desa Siaga.
Bentuk Pembinaan

  1. Menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat pada setiap tatanan dalam masyarakat
  2. Mengupayakan peran aktif masyarakat terutama dengan membina keaktifan kader dalam pembangunan kesehatan dan sadar olahraga untuk menjaga kesehatan masyarakat desa
  3. Mengupayakan keterlibatan organisasi dan lembaga kemasyarakatan di desa untuk bekerjasama dalam pembangunan kesehatan.
  4. Mengadakan event-event pertandingan olahraga agar masyarakat mengerti pentingnya olahraga dalam proses pemeliharaan kesehatan
  5. Mengoptimalkan fungsi PKD sebagai sarana pelayanan kesehatan sekaligus wadah bagi pembinaan dan pengembangan pembangunan kesehatan didesa.
  6. Mendorong terbentuknya forum atau mengoptimalkan fungsi forum yang telah ada bagi kelangsungan pembangunan kesehatan di desa.
  7. Mengoptimalkan pelaksanaan tugas bidan di desa
  8. Mendorong penggalian dan penggalangan sumber daya di desa untuk mewujudkan kepedulian dan kegotongroyongan terutama dalam hal :
    a.Pembiayaan  kesehatan
    b.Kegawatdaruratanpersalinan
    c.Kewaspadaan terhadap penyakit dan faktor resiko penyakit
    dKewaspadaan pangan dan gizi
  9. Mengupayakan agar pembagunan lintas sektor di desa dapat berjalan  sinergis dan selaras dengan Pembangunan kesehatan.

Secara rinci ada 5 faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat desa yaitu aksesibilitas layanan,ketercukupan sumber daya manusia (SDM), sarana, dan prasarana kesehatan dan olahraga,komitmen anggaran pemda dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD),sistem perlindungan,dan partisipasi masyarakat dalam pemberian layanan.Untuk pemerintah pusat maupun pemerintah daerah menyediakan tenaga kesehatan bagi masyarakat, baik tenaga medis maupun paramedic dan menyediakan sarana dan prasarana kesehatan seperti rumah sakit umum daerah (RSUD), puskesmas, puskesmas pembantu (pustu) puskesmas keliling (pusling), bidan desa, polindes, dan sebagainya.Dalam hal ini diharapkan adanya hubungan timbal balik antara masyarakat dengan pemerintah sehingga terbentuklah Desa Siaga

POSYANDU

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah salah satu unit pelayanan kesehatan yang harus ada di Desa Siaga.Seperti diketahui Posyandu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan telah banyak berperan melayani kesehatan balita dan ibu hamil sejak lebih dari 30 tahun lalu, Posyandu diarahkan memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya preventif/pencegahan keberadaan posyandu tersebar di seluruh wilayah kota dan didirikan di setiap RW, pada umumnya ditangani/dikelola oleh kader/masyarakat secara swadaya melalui bimbingan petugas kesehatan, posyandu melayani kesehatan masyarakat setiap satu minggu sekali sesuai jadwal yang telah ditetapkan secara bersama antara kader dengan pembinanya yaitu petugas kesehatan yang ditunjuk oleh puskesmas terdekat dimana posyandu itu berada, di posyandu masyarakat dapat menerima pelayanan kesehatan berupa pemantauan kesehatan dan gizi balita dengan metode KMS (Kartu Menuju Sehat), dengan KMS ini setiap balita dipantau seluruh aspek kesehatan dan gizinya, KMS ini merupakan instrumen penting dalam upaya menekan kasus gizi buruk yang marak terjadi pasca reformasi di beberapa daerah di Indonesia yang disebabkan karena diabaikannya fungsi posyandu ditengah-tengah masyarakat.Perlu dilakukan gerakan pemanfaatan posyandu yang ada dan mengembangkan jumlah posyandu seiring meningkatkannya jumlah penduduk. Sebagai garda terdepan dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, fungsi dan peran posyandu kedepan tidak hanya melayani kesehatan balita saja akan tetapi juga menjadi pusat kegiatan warga, seperti kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Bina Keluarga Lansia (BKL), Bina Keluarga Remaja (BKR), Pusat Penyuluhan Kesehatan Ibu dan Anak, Pemeriksaan Ibu Hamil, Pelayanan KB dan Pusat Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan Lingkungan.

Selain itu pemerintah berupaya dengan menempuh kebijakan menempatkan bidan-bidan di desa. Sistem pelayanan kesehatan terus ditingkatkan. Hal ini diwujudkan dengan mendorong terbentuknya PKD (Poliklinik Kesehatan Desa) dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan, terutama untuk masyarakat yang tinggal di pedesaan.Masalah kesehatan terus berkembang, penyakit baru bermunculan dan perseberannya cenderung menjadi ancaman global seperti SARS, HIV-AIDS, dan Flu Burung. Sedangkan penyakit lainnya yang akut dan berpotensi menjadi Kejadian Luar biasa (KLB) seperti Demam Berdarah, Polio, dan Diare serta Gizi buruk pada balita masih menjadi ancaman. Sementara itu masalah kesehatan masyarakat seperti TBC, Kusta dan penyakit infeksi lainnya belum sepenuhnya dapat diatasi. Kondisi ini diperberat oleh menurunnya status kesehatan akibat gizi buruk, khususnya pada kelompok rentan.Pada sisi lain, beberapa wilayah tertimpa bencana alam, kerugian yang ditimbulkan bukan hanya fisik, tetapi juga menyisakan trauma dan masalah kesehatan.Menyadari keterbatasan pemerintah baik dari segi upaya maupun sumberdaya, dipandang perlu untuk menumbuhkan sikap kepedulian dan gotong royong masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah melalui Desa Siaga.

Bab 3

KESIMPULAN

Pembangunan dibidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan dan fasilitas olahraga secara mudah, murah dan merata contohnya seperti membentuk Desa Siaga. Dengan tercapainya tujuan tersebut diharapkan akan tercapai pula derajat kesehatan masyarakat yang baik. Faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat diantaranya adalah konsumsi makanan yang bergizi dan tersedianya sarana kesehatan serta keadaanya harus dilakukan dengan terarah dan terpadu dengan memperhatikan kondisi sosial, ekonomi dan budaya bangsa. Pelaksanaannya diusahkan dengan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat yang diarahkan terutama pada golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Selain itu upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit serta meningkatnya pembangunan pusat-pusat kesehatan masyarakat, penyediaan sarana kesehatan sebagai kebutuhan pokok dalam upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, juga terus dilakukan oleh Pemerintah.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penngembangan dan Pemberdayaan SDM.Profil Daerah Sehat Kota MAGELANG;2008.

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.Pengembangan Kesehatan WIlayah SERDANG.2008

The Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi. Paparan Hasil Monitoring Otonomi Daerah di Jatim 2007,SURABAYA;2007

WWW.PEMDATANGERANG.COM

 

Tinggalkan komentar